Arsip untuk Mei 2011

KEAYIK MANDI SEBAGAI UPACARA ADAT DALAM MASYARAKAT MELAYU JAMBI

29 Mei 2011

Kebudayaan melayu jambi kaya akan khasanah nilai-nilai luhur dalam peradaban mayarakat melayu jambi,melayu jambi adalah salah satu dari sekian banyak melayu di dunia yang memiliki pola dan corak kehidupan berbeda baik dalam bahasa maupun cara pandang hidup masyarakat nya yang melekat seperti adat istiadat dan agama yang berkembang di tengah masyarakat nya.

 

         Kebudayaan melayu sudah di awali sejak dahulu dan selalu berganti corak dari masa ke masa tergantung dari pengaruh yang dating dari luar jambi.

         a.Masa prasejarah

                  masa awal kedatangan nenek moyang bangsa melayu dari daratanasia

         b.Masa sejarah

                  1.Melayu buddis(1-11 M)

                  2.Melayu islam(12-19 M)

                        Melayu bercorak islam di tandai dengan lahir nya kerajaan bercorak islam hingga jatuh nya ketangankolonial belanda dengan raja terakhir SULTAN THAHA SAIPUDDIN dan di hapus nya system kerajaan dan terputus nya mata rantai garis keturunan kerajaan melayu islam serta diganti dengan kresidenan jambi oleh belanda.

         c.Masa colonial,awal kemerdekaanIndonesiadan menjadi provisi dalam wilayah RI hingga sekarang.

 

         Melayu jambi mewarisi cukup banyak unsur-unsur budaya di jambi terdapat sedikit nya 19 unsur budaya yang menjadi ciri,pola dan corak kehidupan masyarakat jambi salah satu nya adalah adanya upacara kepercayaan tradisional yang masih di pertahankan dan di temukan dalam masyarakat jambi.upacara itu adalah KEAYIK MANDI(mandi kayik).pada bahasan ini penulis akan mengulas sedikit tentang upacara yang satu ini yang merupakan perpaduan antara unsur melayu dan islam yang tidak dapat di pisahkan dalam masyarakat melayu itu sendiri.

 

Apakah keayik mandi itu?

 

         Secara bahasa keayik mandi/mandi kayik yaitu seseorang yang pergi mandi dalam hal ini pergi mandi ke sungai karena sejak dahulu dan masih banyak hingga sekarang masyarakat jambi memanfaatkan sungai sebagai MCK(mandi,cuci,kakus) merka menyebutnya dengan tapian atau tepian yang banyak di temukan di pinggir-pinggir sungai batangharidari hilir hingga ke bagian hulu,biasa nya tepian laki-laki dan perempuan di letakkan terpisah karena menjunjung tinggi ada dan agama yang terasa masih kental dalam masyarakat nya.

 

         Dalam penyebutan nya keayik mandi lebih banyak di gunakan dengan istilah mandi kayik walaupun keduanya mirip tetapi memiliki makna yang agak berbeda.keayik mandi itu adalah pergi mandi biasa dan mandi kayik itu adalah upara memandikan bayi tersebut.

 

         Keayik mandi merupakan upacara adat yang telah turun temurun dari nenek moyang bangsa melayu jambi,tanpa di sadari atau tidak upacara ini telah menjadi kewajiban bagi masyarakat melaksanakannya.

 

Pengertian

         Keayik mandi adalah membawa anak kecil yang masih bayi atau setelah tali pusat nya lepas dari perutnya setelah 1-2 minggu sejak kelahiran nya mereka menyebutnya dengan istilah tampun pusek

Tampun artinya lepas atau terlepas

Pusek artinya pusat bayi

Lepas nya tali pusat bayi dari perut nya.

 

         Anak bayi di bawa oleh dukun yang membantu kelahiran nya tidak di perbolehkan orang lain bahkan ibunya sendiri tidak boleh ibunya hanya menunggu si anak di rumah,keayik mandi mengikut sertakan masyarakat sekeliling nya dan anak-anak kecil dan membawa makanan yang sagat sederhana dan perlengkapan dalam pelaksanaan nya.

 

Makanan

         a.Beras rendang

                  beras yang di rendang di buat asin,terlebih dahulu di   rendam biasanya beras pulut.

         b.padi

                  prinsip pembuatan nya seperti di atas

         c.Tebu

                  di potong kecil-kecil yang sudah di kelupas kulitnya.

         d.pisang masak dll

 

Perlengkapan

         a.tunas kelapa

         b.jala ikan

         c.tunam

                  terbuat dari jalian kain sepanjang 20cm ujung nya di bakar

 

 

Siapa yang keayik mandi?

 

Orang yang di keayik mandikan dalam upacara ini adalah anak yang masih bayi laki-laki dan perempuan yaitu sejak 1-2 minggu kelahirannya atau sudah lepas tali pusat nya,yang di bawa oleh dukun kelahiran nya ke sungai.

 

Mengapa ada upacara keayik mandi?

 

         Berdasarkan cerita yang di tuturkan oleh masyarakat setempat keayik mandi di maksudkan untuk pengenalan awal si bayi dengan lingkungan nya dan alam menjadi salah satu lingkungan ang tidak terpisahkan nantinya dalam kehidupannya sebagai pertanda

 

anak-anak kecil yang berada di DAS sungai batanghari cukup pandai berenang meskipun terkadang air nya deras mereka tidak takut seperti menyeberang,menyelam dan menangkap ikan,bagi masyarakat setempat anak di perkenalkn sejak kecil dengan lingkungan nya.terlebih dari sekedar memandikan nya serta mempunyai makna yang mendalam bagi masyarakat setempat,keayik mandi juga menjadi pertanda bahwa si anak sudah waktunya untuk di beri NAMA karena menurut kepercayaan masyarakat setempat jika terlambat memberi nama untuk si anak maka anak tersebut juga terlambat kepandaian nya seperti,terlambat berjalan,berbicara dan pertumbuhan nya pun melambat.pemberian NAMA anak adalah setelah di laksanakan nya keayik mandi.

 

Di mana tempat keayik mandi?

 

         Keayik mandi di lakukan di tepian sungai tempat tinggal nya tempat biasanya mereka mandi.sekarang upacara kayik mandi tidak semua ada di provinsi jambi hal ini di karenakan adanya pergeseran peradaban masyarakat tradisional ke modern dan pengaruh asimilasi budaya melayu jambi dengan budaya yang datang dari luar jambi yang membawa budaya mereka seperti (jawa,minang,batak,bugis,India,arab dan daerah lain di idonesia) ,upacara ini masih bias di saksikan di daerah hulu sungai batanghari seperti di BATANG ASAI kabupaten sarolangun dan masih lestari hingga saat ini.

 

 

Kapan keayik mandi dilakukan?

 

         Upacara keayik mandi tidak begitu jelas kapan upacara ini pertama kali di adakan menurut masyarakat setempat upacara ini sudah turun temurun dari nenek moyang mereka,upacara ini menjadi salah satu unsure kebudayaan yang tidak dapat di pisahkan dari peradaban masyarakat setempat bahkan ada yang mengatakan upacara ini sudah ada sebelum kedatangan islam  di daerah jambi.tetapi yang pastinya upacara ini masih bertahan hingga sekarang dalam masyarakatnya.dalam pelakanaan nya kayik mandi yakni membawa anak bayi setelah 1-2 minggu sejak kelahirannya di lakukan di pagi hari jam 9.oo pagi,rombongan berangkat dari rumah menuju tepian sungai denagan membawa segala sesuatu dalam pelaksanaan nya.

 

 Bagaimanakah pelaksanaan nya?

 

Dalam pelaksanaannya keayik mandimemiliki tata cara yang harus di laksanakan.

1.bayi yang di keayik mandikan sudah di pastikan tali pusatnya lepas(1-2 minggu)kelahirannya.

2.yang membawa nya pergi keayik mandi adalah dukun kelahiran nya.

3.di ikut sertakan nya orang banyak,anak-anak dan masyarakat sekitarnya.

4.membawa makanan sederhana dan perlengkapan lainnya.

5.adanya salah seorang yang bertugas nanti nya sebagai penjala kelapa.

 

   Bayi yang mau di keayik mandikan sudah terlepas tali pusat nya,kemudian orang tua si bayi meminta dukun kelahiran nya untuk membawa anak nya keayik mandi denagn waktu yang telah di tentukan dan menyiapkan segala keperluan nya.pada hari yang sudah di tentukan rombongan berangkat dari rumah menuju sungai,sepanjang perjalanan rombongan mengajak anak-anak untuk ikut,perlu di ingat yang mandi hanya si bayi bukan mandi rame-rame.

 

   Sesampai nya rombongan di tepian sungai,si dukun langsung melepaskan I bayi dari gendongan nya si bayi di dudukkan di atas tunas kelapa dan si dukun memandikan nya hingga selesai kemudian bayi di angkat badan nya di keringkan,tunas kelapa tadi di biarkan hanyut dan tidak berapa jauh dari tempat tersebut si penjala sudah di siapkan untuk menangkap kelapa yang hanyut tadi yaitu dengan cara menjala nya dengan jala ikan yang biasa di gunakan.

 

   Jidat/kening bayi di kasih tanda dengan arang dari tunam yang di bawa hal ini di maksudkat untuk memberi tanda bahwa bayi tersebut sudah kayik mandi,tunam terbuat dari jalinan kain sepanjang 20cm,ujungnya di bakar sejak dari rumah dan di bawa kembali kerumah.beserta tunas kelapa nya. makanan yang di bawa tadi di bagi-bagikan kepada rombongan.

 

            Tunas kelapa memiliki arti yang sacral dalam upacara ini,tunas kelapa adalah sebagai lambing,tunas kelapa dapat hidup di mana saja,kuat dan kokoh.begitu juga nantinya si anak tumbuh,berkembang dan bersosialisasi dengan lingkungannya.kemudian tunas kelapa di tanam di pelihara dan kelapa menjadi milik si anak,tunas kelapa di berikan oleh saudara perempuan pihak orangtua yang laki-laki yang di sebut(mintuo dan datung),hal ini di maksudkan agar si anak tidak merasa jauh dengan keluarga bapak nya karena kebanyakan dalam masyarakat setempat anak cendrung merasa dekat dengan pihak ibu nya dari pihak bapak nya.