22 November 2011

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI

HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

SUPLEMEN PANDUAN PENULISAN SKRIPSI

 

FKIP UNIVERSITAS JAMBI

 

BAB I  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pedoman penulisan proposal skripsi hasil Penelitian Tindakan Kelas dipandang perlu bagi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Jambi karena pedoman yang demikian belum tercakup dalam Buku Pedoman Penulisan Skripsi FKIP Univeritas Jambi. Penulisan pedoman ini semakin urgen karena tugas akhir/skripsi mahasiswa PGSD diarahkan kepada pelaksanaan PTK. Dengan demikian, buku Pedoman ini juga menjadi pelengkap dari Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.

Pengarahan mahasiswa PGSD dalam penulisan skripsi kepada penelitian masalah proses pembelajaran dengan metode PTK diharapkan dapat menghasilkan beberapa dampak positif yang akan menjadi nilai tambah bagi alumni PGSD FKIP Univeritas Jambi. Pertama, dengan mengarahkan mahasiswa PGSD melakukan PTK untuk tugas akhir, berarti Program Studi PGSD memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berlatih mengidentifikasi masalah pembelajaran di kelas secara nyata, mengalisis dan menentukan akar penyebab masalah, serta belajar menentukan tindakan perbaikan. Proses ini akan membuat mahasiswa lebih mengenalmedanpekerjaan mereka yang akan mereka kerjakan setelah masa studi. Kedua, PTK dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan pembelajaran yang dihadapi dalam situasi nyata. Ketiga, PTK dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru. Keempat PTK dapat melatih mahasiswa (guru) menerapkan prinsip pembelajaran berbasis penelitian.

1.2  Manfaat

Buku panduan ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa PGSD dalam penyusunan skripsi yang berbasis PTK, mulai dari pengajuan proposal hingga penulisan laporan penelitian yang berbentuk skripsi. Selain itu, buku panduan ini akan memudahkan mahasiswa dan dosen pembimbing dalam penyatuan persepsi tentang PTK, yang akan memperlancar mahasiswa dan dosen dalam proses bimbingan penulisan proposal dan skripsi. Manfaat lain yang mungkin didapat dari buku panduan ini ialah akan terciptanya keseragaman bagi skripsi mahasiswa PGSD FKIP dan tertib administrasi sehingga PGSD FKIP akan lebih solid dan terarah dalam membantu mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhir.

1.3  Batasan

Buku ini tidak memuat semua aturan penulisan proposal dan penulisan skripsi, melainkan hanya memuat pedoman yang diperlukan untuk penulisan proposal PTK dan penulisan skiripsi berbasis PTK. Adapun aturan-aturan umum penulisan proposal dan skripsi yang tidak menjadi prinsip dalam pelaksanaan PTK disesuaikan dengan aturan yang terdapat dalam BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI 2008. Dengan demikian buku ini bersifat pelengkap kepada BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI 2008. Untuk pemahaman yang utuh dan menyeluruh, mahasiswa dan dosen pembimbing harus merujuk kepada dua Buku Pedoman yang telah ditetapkan oleh FKIP Univeritas Jambi.

 

 

 

BAB II   USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

2.1 Sistematika Usulan PTK

Proposal PTK merupakan suatu rencana penelitian yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa PGSD untuk penyusunan skripsi sebagai tugas akhir dalam melaksanakan studi pada Program studi PGSD. Pelaksanaan PTK menjadi suatu keharusan karena, PTK dianggap dapat meningkatkan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran di kelas, terutama kejelian dan pemahaman masalah kelas, mencarikan solusi dan menindak lanjuti masalah pembelajaran di kelas. Dengan demikian PTK dapat meningkatkan kompetensi  pedagogik dan profesional guru sekolah dasar.

Secara garis besar usulan penelitian tindakan kelas tidak jauh berbeda dengan usulan penelitian formal. Namun karena PTK mempunyai karakteristik tersendiri, maka format usulan PTK harus dibedakan  dari fomat usulan penelitian formal. Berdasarkan format usulan yang disusun oleh DIKTI, usulan PTK sudah berkembang sesuai dengan keperluan institusi masing-masing. Berdasarkan panduan dan format dari DIKTI dan Panduan Penulisan Skripsi FKIP Univeritas Jambi, Program studi PGSD dapat menyusun format dan panduan usulan penelitian PTK untuk keperluan institusi sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

      1. BAGIAN AWAL:
        •  Halaman Judul
        • Halaman Pengesahan
      1. BAGIAN UTAMA:

BAB I: PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

1.2  Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1.3  Tujuan Penelitian

1.4  Manfaat Hasil Penelitian

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoretis dan Empiris

2.2 Kerangka Berfikir

2.3 Hipotesis Tindakan

BAB III: METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

3.2 Prosedur Penelitian

3.2.1 Perencanaan

3.2.2 Pelaksanaan tindakan

3.2.3 Observasi

3.2.4 Refleksi

3.2.5 Matriks metode penelitian

3.2.6 Jadwal penelitian

C.      BAGIAN AKHIR

        • Daftar Pustaka
        • Lampiran-Lampiran: Instrumen Penelitian

 

 

 

2.2 Halaman Judul Penelitian

Format halaman judul disesuaikan dengan format halaman judul seperti yang ditetapkan dalam BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI 2008. Judul Usulan PTK hendaknya singkat (maksimal 15 kata); spesifik; cukup jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah, tempat penelitian, dan nilai kemanfaatannya, (Nur 2009).

2.3 Halaman Pengesahan

Format halaman pengesahan disesuaikan dengan format halaman pengesahan seperti yang ditetapkan dalam BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI

2.4  Latara Belakang

Latar belakang masalah PTK harus menggambarkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Permasalahan harus digali dari data empirik dan pembelajaran yang aktual. Masalah yang diteliti digali atau didiagnosis secara kolaboratif dan sistematis oleh guru dan nara sumber (bila dipandang perlu) dari masalah yang nyata dihadapi  guru dan/atau siswa di sekolah. Latar belakang harus menjelaskan bahwa masalah yang akan diteliti bersifat penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan.  Identifikasi masalah penelitian hendakalah disertai dengan DATA pendukung, dan disertai dengan ANALISIS akar penyebab masalah.

Selain ciri-ciri khas di atas, masalah penelitian harus mampu menunjukkan keaslian penelitian, artinya masalah penelitian yang diajukan bukan replikasi atau duplikasi dari penelitian yang sudah ada.

2.5  Rumusan Masalah dan Pemecahannnya

Masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk rumusan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan kalimat tanya. Rumusan masalah harus mengandung masalah dan alternative tindakan yang diusulkan. Variabel permasalahan harus didefinisikan secara operasional. Ditetapkan lingkup yang menjadi batasan dalam penelitian.

Contoh 1:

Bagaimana cara membuat penjelasan lebih mudah dipahami, mengatifkan siswa dan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPA?  atau;

“Bagaimana meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPA dengan membuat penjelasan lebih mudah dipahami, mengaktifkan siswa dan menggunakan alat peraga?

Contoh 2:

Bagaimana cara mengaktifkan siswa, menggunakan alat peraga, memberikan balikan pada pekerjaan siswa untuk meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa kelas III dalam mata pelajaran Matematika?

Alternatif tindakan yang diusulkan harus jelas, logis, argumentatif, operasional dan baru (up to date).  Pemecahan masalah diarahkan kepada pemecahan akar penyebab permasalahan dan dirumuskan dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah. Pemilihan tindakan harus memperhatikan kesesuaiannya dengan masalah, kemutakhirannya, keberhasilannya dalam penelitian sejenis. Bila perlu. hipotesis tindakan dapat dikemukakan dengan ringkas untuk memperkuat argumen tindakan. Indikator keberhasilan tindakan harus realistik (mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan) dan dapat diukur (jelas cara asesmennya).

2.6  Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian PTK dirumuskan secara singkat dan jelas berdasarkan permasalahan dan cara pemecahan masalah yang dikemukakan. Tujuan umum dan khusus (bila diperlukan) diuraikan dengan jelas, sehingga tampak indikator keberhasilannya.

2.7 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian PTK diuraikan secara jelas, khususnya untuk perbaikan  kualitas pendidikan dan/atau pembelajaran. Kemukakan manfaat penelitian bagi siswa, guru, dan komponen pendidikan terkait di sekolah. Sebagai tambahan kemukakan juga inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian yang diusulkan.

 

2.8  Kajian Teoretis dan Empiris

Dalam Kajian Pustaka pengusul harus mengemukakan kajian teoretis dan empiris yaitu ulasan hasil penelitian terdahulu yang relevan sebagai landasan pemilihan tindakan. Fakta-fakta yang dikemukakan hendaknya diambil dari sumber aslinya, terbaru dan relevan. Semua sumber yang dipakai harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis, dan tahun penerbitan.

2.9  Kerangka Berfikir

Pengusul harus dapat menyusun kajian teoritis dan empiris menjadi dasar penyusunan kerangka berpikir yang menunjukkan keterkaitan antara (1) masalah, (2) teori, (3) hasil penelitian terdahulu yang relevan, dan (4) pilihan tindakan. Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan, diagram, uraian argumentatif, atau bentuk penyampaian lainnya

2.10          Hipotesis Tindakan

Pada bagian akhir kajian pustaka dikemukakan hipotesis tindakan dan gambaran tingkat keberhasilan tindakan yang diharapkan. Hipotesis tindakan memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti, dan masih harus dibuktikan kebenarannya dengan data dan analisis data. Hipotesis tindakan harus bebas dari makna ganda yang mengungkapkan hubungan dua variabel atau lebih.

2.11 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa sekolah tempat penelitian. Waktu dan lamanya tindakan dikemukakan secara rinci sesuai dengan banyaknya siklus yang direncanakan. Tempat penelitian dikemukakan secara jelas.

2.12 Prosedur Penelitian

Untuk siklus PERTAMA pengusul harus menguraikan secara rinci prosedur/langkah-langkah PTK: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan,  (3) observasi-evaluasi dan refleksi.

(1)   Perencanaan tindakan menggambarkan secara rinci hal-hal  yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan (seperti: penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran atau RPP, media, bahan dan alat, instrumen observasi, evaluasi, dan refleksi).

(2)   Pelaksanaan tindakan berisi uraian tahapan-tahapan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti maupun siswa dalam pembelajaran.

(3)   Observasi menggambarkan objek amatan dan cara pengamatannya. Tahap evaluasi menguraikan cara dan hasil asesmennya.

(4)   Selanjutnya dalam tahap refleksi diuraikan prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisisnya. Peneliti harus membuat matriks metode penelitian yang merupakan rangkuman metode penelitian sebagai berikut:

2.13Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian merupakan rencana waktu dalam pelaksanaan kegiatan penelitian yang dibuat dalam bentuk matriks, bar chart atau gantt chart. Jadwal penelitian berisikan informasi yang jelas tentang: 1) tahapan-tahapan penelitian; 2) rincian kegiatan pada setiap tahap penelitian; dan 3) waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahap.

 

2.14 Daftar Pustaka

Daftar Pustaka dituliskan secara konsisten dan alphabetis sesuai dengan salah satu model baku. Sumber yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka hanya yang benar-benar dirujuk di dalam naskah. Semua sumber yang dirujuk di dalam naskah harus dicantumkan di dalam Daftar Pustaka. Daftar Pustaka dapat bersumber pada buku, jurnal, majalah, dan internet. (lihat aturan penulisan Daftar Rujukan yang dipakai dalam BUKU PANDUAN PENULISAN SKRIPSI FKIP 2008).

 

 

 

BAB III  PENULISAN SKRIPSI PTK

3.1 Sistematika Skripsi

1.      BAGIAN AWAL

          • Halaman sampul depan
          • Halaman judul
          • Halaman pengesahan
          • Halaman pernyataan
          • Abstrak
          • Kata Pengantar
          • Daftar Isi
          • Daftar tabel
          • Daftar gambar
          • Dafatar Lampiran-lampiran
          • Daftar istilah
          • Daftar singkatan (Panduan Penulisan Skripsi FKIP 2008)

2.      BAGIAN UTAMA

BAB I  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

1.5 Hipotesis Tindakan (bila diperlukan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1  Kajian Teori

2.2 Temuan Hasil Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Pikir

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1  Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2  Subjen Penelitian

3.3 Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Penelitian

4.2 Pembahasan

BAB V  SIMPULAN DAN SARAN

5.1  Simpulan

5.2 Saran (Nur, 2009)

3.      BAGIAN AKHIR

  • DAFTAR PUSTAKA
  • LAMPIRAN

 

Sistematika skripsi hasil penelitian tindakan kelas adalah seperti berikut ini:

 

3.2 Bagian Awal

Bagian awal memuat subtansi-substansi seperti skripsi dari hasil penelitian formal. Format substansi pada bagian awal ini adalah formatbakuyang harus diikuti sesuai dengan aturan seperti yang ditulis dalam  buku PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI TAHUN 2008.

3.3 Bagian Utama

Bagian utama, BAB I, BAB II, dan BAB III mengikuti format dan penjelasan yang sama dengan penjelasan pada Proposal PTK  BAB II buku panduan ini.

BAB IV menyajikan hasil tiap-tiap siklus (4.1.1 Siklus pertama; 4.1.2 Siklus kedua; dan 4.1.3 Siklus ketiga) dengan data lengkap yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang mendasar, yaitu perubahan pada diri siswa, lingkungan, dan guru─berupa perubahan proses dan hasil belajar. Grafik dan/atau  tabel, foto dapat digunakan secara optimal untuk mengemukakan hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi. Pembahasan dilakukan dengan mengaitkan temuan dengan tindakan, indikator keberhasilan, serta kajian teoretik dan empirik.

BAB V menyajikan simpulan hasil penelitian (potret kemajuan) sesuai dengan tujuan penelitian. Saran tindak lanjut diberikan berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian.

3.4 Bagian Akhir

Daftar Pustaka dan Lampiran mengikuti aturan seperti dalam buku PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI 2008.

Aturan lainnya yang tidak terdapat dalam Buku Panduan ini seperti: Naskah Skripsi, Sampul Skripsi, Teknik Penulisan (jenis huruf, penulisan bilangan, lambang, dan satuan, jarak pengetikan, pengaturan margin, penulisan judul, subjudul, rincian ke bawah, letak simetris, penomoran, penyajian gambar, penulisan nama pengutipan langsung dan lain-lain) merujuk sepenuhnya kepada aturan yang termuat dalam buku PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI 2008.

Puisi tentang kehidupan suku anak dalam di jambi

27 Juni 2011

“Paras Negriku”
Karya : Rika Atika Risna

Tertawa dengan kepolosan…
Berkumpul atas nama kebersamaan…
Alunan merdu semilir angin…
Menyelinap lembut anak telinga… Dibalik lahan berselimut hijau…
Ribuan manusia rimba…
Hidup terpisah…
Sepanjang hulu sungai…
Taman Nasional Bukit Duabelas… Mata menjorok kedalam…
Kulit gelap…
Tampak usang…
Rambut kusut…
Hiasi di kepalanya… Berlindung dari sayap kapak tajam…
Menangis saat kobaran api mengelus hutan…
Hutan ku telah tumbang…
Rasakan masa depan kian kelam…
Esok…. Dimana ku tinggal… Menepak tanpa alas kaki…
Membawa diri susuri hari…
Hingga peluh tetesi dahi… Keliling mengitari setiap sudut…
Berbebankan kain lusuh…
Bawa buah hati tersayang…
Dalam waktu berkepanjangan… Menepi mencari makan…
Untuk ganjalan perut kosong…
Mengunyah campuran pedas pahit…
Adalah kebiasaan… Rumah godong…
Berlapis kayu…
Beratap rumbiak…
Berdiri kokoh….
Saat panen datang… Istana megah…
Bukan impian…
Makanan sedap…
Bukan idaman… Tak juga berpikir…
Untuk memintal masa depan…
Bagi anak-anak titipan…
Yang pasti hari ini…
Mencari santapan liar…
Sebagai buruan… Tuk raih bintang kemenangan… Sampai suatu masa tiba…
Kami adalah mereka..
Kami adalah serpihan orang terang… Bersikukuh pada adat leluhur…
Tunduk dan patuh…
Pada sang temenggung… Pemberian tulus..
Dari tangan sang dermawan…
Tak meluluhkan hati…
Jiwa hakiki… Lelah dengan rayuan…
Bukan maksud tolakan…
Sebuah sumpah terngiang…
Celakalah kami…
Mengubah hidup…
Lenyapkan hutan… Itu katanya…

KEAYIK MANDI SEBAGAI UPACARA ADAT DALAM MASYARAKAT MELAYU JAMBI

29 Mei 2011

Kebudayaan melayu jambi kaya akan khasanah nilai-nilai luhur dalam peradaban mayarakat melayu jambi,melayu jambi adalah salah satu dari sekian banyak melayu di dunia yang memiliki pola dan corak kehidupan berbeda baik dalam bahasa maupun cara pandang hidup masyarakat nya yang melekat seperti adat istiadat dan agama yang berkembang di tengah masyarakat nya.

 

         Kebudayaan melayu sudah di awali sejak dahulu dan selalu berganti corak dari masa ke masa tergantung dari pengaruh yang dating dari luar jambi.

         a.Masa prasejarah

                  masa awal kedatangan nenek moyang bangsa melayu dari daratanasia

         b.Masa sejarah

                  1.Melayu buddis(1-11 M)

                  2.Melayu islam(12-19 M)

                        Melayu bercorak islam di tandai dengan lahir nya kerajaan bercorak islam hingga jatuh nya ketangankolonial belanda dengan raja terakhir SULTAN THAHA SAIPUDDIN dan di hapus nya system kerajaan dan terputus nya mata rantai garis keturunan kerajaan melayu islam serta diganti dengan kresidenan jambi oleh belanda.

         c.Masa colonial,awal kemerdekaanIndonesiadan menjadi provisi dalam wilayah RI hingga sekarang.

 

         Melayu jambi mewarisi cukup banyak unsur-unsur budaya di jambi terdapat sedikit nya 19 unsur budaya yang menjadi ciri,pola dan corak kehidupan masyarakat jambi salah satu nya adalah adanya upacara kepercayaan tradisional yang masih di pertahankan dan di temukan dalam masyarakat jambi.upacara itu adalah KEAYIK MANDI(mandi kayik).pada bahasan ini penulis akan mengulas sedikit tentang upacara yang satu ini yang merupakan perpaduan antara unsur melayu dan islam yang tidak dapat di pisahkan dalam masyarakat melayu itu sendiri.

 

Apakah keayik mandi itu?

 

         Secara bahasa keayik mandi/mandi kayik yaitu seseorang yang pergi mandi dalam hal ini pergi mandi ke sungai karena sejak dahulu dan masih banyak hingga sekarang masyarakat jambi memanfaatkan sungai sebagai MCK(mandi,cuci,kakus) merka menyebutnya dengan tapian atau tepian yang banyak di temukan di pinggir-pinggir sungai batangharidari hilir hingga ke bagian hulu,biasa nya tepian laki-laki dan perempuan di letakkan terpisah karena menjunjung tinggi ada dan agama yang terasa masih kental dalam masyarakat nya.

 

         Dalam penyebutan nya keayik mandi lebih banyak di gunakan dengan istilah mandi kayik walaupun keduanya mirip tetapi memiliki makna yang agak berbeda.keayik mandi itu adalah pergi mandi biasa dan mandi kayik itu adalah upara memandikan bayi tersebut.

 

         Keayik mandi merupakan upacara adat yang telah turun temurun dari nenek moyang bangsa melayu jambi,tanpa di sadari atau tidak upacara ini telah menjadi kewajiban bagi masyarakat melaksanakannya.

 

Pengertian

         Keayik mandi adalah membawa anak kecil yang masih bayi atau setelah tali pusat nya lepas dari perutnya setelah 1-2 minggu sejak kelahiran nya mereka menyebutnya dengan istilah tampun pusek

Tampun artinya lepas atau terlepas

Pusek artinya pusat bayi

Lepas nya tali pusat bayi dari perut nya.

 

         Anak bayi di bawa oleh dukun yang membantu kelahiran nya tidak di perbolehkan orang lain bahkan ibunya sendiri tidak boleh ibunya hanya menunggu si anak di rumah,keayik mandi mengikut sertakan masyarakat sekeliling nya dan anak-anak kecil dan membawa makanan yang sagat sederhana dan perlengkapan dalam pelaksanaan nya.

 

Makanan

         a.Beras rendang

                  beras yang di rendang di buat asin,terlebih dahulu di   rendam biasanya beras pulut.

         b.padi

                  prinsip pembuatan nya seperti di atas

         c.Tebu

                  di potong kecil-kecil yang sudah di kelupas kulitnya.

         d.pisang masak dll

 

Perlengkapan

         a.tunas kelapa

         b.jala ikan

         c.tunam

                  terbuat dari jalian kain sepanjang 20cm ujung nya di bakar

 

 

Siapa yang keayik mandi?

 

Orang yang di keayik mandikan dalam upacara ini adalah anak yang masih bayi laki-laki dan perempuan yaitu sejak 1-2 minggu kelahirannya atau sudah lepas tali pusat nya,yang di bawa oleh dukun kelahiran nya ke sungai.

 

Mengapa ada upacara keayik mandi?

 

         Berdasarkan cerita yang di tuturkan oleh masyarakat setempat keayik mandi di maksudkan untuk pengenalan awal si bayi dengan lingkungan nya dan alam menjadi salah satu lingkungan ang tidak terpisahkan nantinya dalam kehidupannya sebagai pertanda

 

anak-anak kecil yang berada di DAS sungai batanghari cukup pandai berenang meskipun terkadang air nya deras mereka tidak takut seperti menyeberang,menyelam dan menangkap ikan,bagi masyarakat setempat anak di perkenalkn sejak kecil dengan lingkungan nya.terlebih dari sekedar memandikan nya serta mempunyai makna yang mendalam bagi masyarakat setempat,keayik mandi juga menjadi pertanda bahwa si anak sudah waktunya untuk di beri NAMA karena menurut kepercayaan masyarakat setempat jika terlambat memberi nama untuk si anak maka anak tersebut juga terlambat kepandaian nya seperti,terlambat berjalan,berbicara dan pertumbuhan nya pun melambat.pemberian NAMA anak adalah setelah di laksanakan nya keayik mandi.

 

Di mana tempat keayik mandi?

 

         Keayik mandi di lakukan di tepian sungai tempat tinggal nya tempat biasanya mereka mandi.sekarang upacara kayik mandi tidak semua ada di provinsi jambi hal ini di karenakan adanya pergeseran peradaban masyarakat tradisional ke modern dan pengaruh asimilasi budaya melayu jambi dengan budaya yang datang dari luar jambi yang membawa budaya mereka seperti (jawa,minang,batak,bugis,India,arab dan daerah lain di idonesia) ,upacara ini masih bias di saksikan di daerah hulu sungai batanghari seperti di BATANG ASAI kabupaten sarolangun dan masih lestari hingga saat ini.

 

 

Kapan keayik mandi dilakukan?

 

         Upacara keayik mandi tidak begitu jelas kapan upacara ini pertama kali di adakan menurut masyarakat setempat upacara ini sudah turun temurun dari nenek moyang mereka,upacara ini menjadi salah satu unsure kebudayaan yang tidak dapat di pisahkan dari peradaban masyarakat setempat bahkan ada yang mengatakan upacara ini sudah ada sebelum kedatangan islam  di daerah jambi.tetapi yang pastinya upacara ini masih bertahan hingga sekarang dalam masyarakatnya.dalam pelakanaan nya kayik mandi yakni membawa anak bayi setelah 1-2 minggu sejak kelahirannya di lakukan di pagi hari jam 9.oo pagi,rombongan berangkat dari rumah menuju tepian sungai denagan membawa segala sesuatu dalam pelaksanaan nya.

 

 Bagaimanakah pelaksanaan nya?

 

Dalam pelaksanaannya keayik mandimemiliki tata cara yang harus di laksanakan.

1.bayi yang di keayik mandikan sudah di pastikan tali pusatnya lepas(1-2 minggu)kelahirannya.

2.yang membawa nya pergi keayik mandi adalah dukun kelahiran nya.

3.di ikut sertakan nya orang banyak,anak-anak dan masyarakat sekitarnya.

4.membawa makanan sederhana dan perlengkapan lainnya.

5.adanya salah seorang yang bertugas nanti nya sebagai penjala kelapa.

 

   Bayi yang mau di keayik mandikan sudah terlepas tali pusat nya,kemudian orang tua si bayi meminta dukun kelahiran nya untuk membawa anak nya keayik mandi denagn waktu yang telah di tentukan dan menyiapkan segala keperluan nya.pada hari yang sudah di tentukan rombongan berangkat dari rumah menuju sungai,sepanjang perjalanan rombongan mengajak anak-anak untuk ikut,perlu di ingat yang mandi hanya si bayi bukan mandi rame-rame.

 

   Sesampai nya rombongan di tepian sungai,si dukun langsung melepaskan I bayi dari gendongan nya si bayi di dudukkan di atas tunas kelapa dan si dukun memandikan nya hingga selesai kemudian bayi di angkat badan nya di keringkan,tunas kelapa tadi di biarkan hanyut dan tidak berapa jauh dari tempat tersebut si penjala sudah di siapkan untuk menangkap kelapa yang hanyut tadi yaitu dengan cara menjala nya dengan jala ikan yang biasa di gunakan.

 

   Jidat/kening bayi di kasih tanda dengan arang dari tunam yang di bawa hal ini di maksudkat untuk memberi tanda bahwa bayi tersebut sudah kayik mandi,tunam terbuat dari jalinan kain sepanjang 20cm,ujungnya di bakar sejak dari rumah dan di bawa kembali kerumah.beserta tunas kelapa nya. makanan yang di bawa tadi di bagi-bagikan kepada rombongan.

 

            Tunas kelapa memiliki arti yang sacral dalam upacara ini,tunas kelapa adalah sebagai lambing,tunas kelapa dapat hidup di mana saja,kuat dan kokoh.begitu juga nantinya si anak tumbuh,berkembang dan bersosialisasi dengan lingkungannya.kemudian tunas kelapa di tanam di pelihara dan kelapa menjadi milik si anak,tunas kelapa di berikan oleh saudara perempuan pihak orangtua yang laki-laki yang di sebut(mintuo dan datung),hal ini di maksudkan agar si anak tidak merasa jauh dengan keluarga bapak nya karena kebanyakan dalam masyarakat setempat anak cendrung merasa dekat dengan pihak ibu nya dari pihak bapak nya.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

10 Maret 2011

PENGERTIAN PTK Oleh handibal vinosa

Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya.

Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya.

Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

Dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga (Suharsimi: 2005).

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

PUISI UNTUK SAHABAT

25 Oktober 2010

Nyanyian Sahabat

persahabatan adalah hidup
ia mengalir di darahku
bergetar di nadiku
berirama dengan tiap detak jantung

persahabatan adalah kokoh
setegar batu karang
seperti tembok cina
meski raga tumbang
ia akan selalu tegak dalam dada yang memendam langit

nyanyian ini untukmu kawan

untuk setiap gelas yang tak sempat kau teguk
untuk kebahagiaan yang belum lama kau rasakan
dari luka yang panjang

nyanyian ini untukmu kawan

untuk setiap langkah yang kau jejakkan
pada jalan-jalan takdir yang menggurat di telapak kaki
untuk kebersamaan kita di detik terakhir
dan untuk semua kebisingan ini

persahabatan adalah nyanyian
ia mengaun dalam setiap desah nafasku

Gen
Pangandaran, Januari 2010

Itu tadi puisi yang saya buat saat tahun baru kemarin. Bersama seorang sahabat yang jauh-jauh datang dari Bandung, Ryan Syahputera.

Nah, kalau yang kedua ini puisinya Kahlil Gibran yang bercerita tentang persahabatan.

Persahabatan – Kahlil Gibran

Dan jika berkata,
berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.

Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.
Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri,
pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.

Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya;
karena tanpa ungkapan kata,
dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita;
Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya,
mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan.
Karena kasih yang masih menyisakan pamrih,
di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan:
hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu,
biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya,
untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.

BY.VINOSA 2010

PUISI RINDU BUAT KASIHKU

25 Oktober 2010

Menapaki Kerinduan

ketika sinar rembulan pucat
sesosok rindu tanpa sayap
terbang ke langit malam

gelap mata
gelap hati
membuat ia lupa dimana tempat bersinggah
gelap malam menghapuskan arah dan tujuan

sementara,
dingin sunyi menjadi saksi
jiwa-jiwa yang menggigil
terperosok ke ceruk jurang malam

dalam…
sedalam hatimu

debur ombak di Pantai Barat menghantam jiwaku
tapi tak mampu goyahkan sepi
sapaan angin mengajak kabut dingin
menyusupi pori-pori,
merontokkan tulang..,
tapi tak mampu runtuhkan sunyi

sepi tanpa keheningan
sunyi dalam kebisuan

disitu aku terdampar
sendiri
menapaki kerinduan

Pangandaran,  2009

Kunyanyikan Rindu

di sini
di antara kemeriahan dan bintang
aku memilih sunyi
di mana telah kutanam hektaran rindu untukmu
ketika malam berjatuhan
hingga terdampar di pagi

dan untuk kesekian kalinya
aku merasa kau begitu jauh
meski kita masih saling berteduh
di bawah langit yang sama

kekasihku…
jika kau percaya angin adalah satu
jika kau percaya samudera adalah biru
akan kunyanyikan rindu ini
lewat angin, lewat laut
lewat sunyi
dan denting malam

Ciamis, Agustus 2009

Cinta di Matamu

entahlah..,
berapa kali harus kuyakinkan dirimu
bahwa rindu yang mengalir dalam darahku adalah rindumu

mungkinkah..,
kau dengar
cerita yang tergelar lewat bisunya malam
itu cerita cinta
tentang kau dan aku

kau tahu
purnama ini begitu indah
walau tak seindah senyummu
yang terakhir kali
masih kuingat

kasih..,
aku lihat senyummu
di antara bintang dan bulan purnama
aku dengar suaramu
lewat hembusan angin dan gesekan daun-daun

tapi rinduku belum juga terobati

kasih..,
apakah hari ini kau simpan rindu
seperti rindu yang menggunung di hatiku..?

ah..,
bila saja mungkin
ingin kulihat cinta di matamu
sekali lagi..!

BY.VINOSA 2010

MODEL PEMBELAJARAN TERPADU PADA PKN DI SEKOLAH DASAR

24 Oktober 2010

Pembelajaran PKn telah dibahas pada artikel terdahulu, yaitu pendekatan induktif dan pendekatan deduktif. Berikut ini merupakan pendekatan yang lainnya yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PKn. Tentu saja pendekatan ini tidak hanya untuk mata pelajaran PKn saja, tetapi dapat diaplikasikan ada pembelajaran yang lainnya. Pendekatan tersebut adalah Model Pembelajaran Terpadu.

Model Pembelajaran Terpadu.

Pembelajaran terpadu adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan tema-tema yang over lapping untuk dikemas menjadi satu tema besar kemudian dibahas dalam suatu pembelajaran. Model pembelajaran terpadu merupakan model pembelajaran dengan pendekatan yang menekankan pada aspek-aspek bersifat umum seperti thinking skills, social skill, values and attitudes. Model Pembelajaran ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran.

Ada tiga model pembelajaran terpadu, namun di sini kita bahas tiga model, yaitu model webbed, model connected dan model integrated.

1. Contoh Pembelajaran Terpadu Model Connected

Pembelajaran terpadu model connected, hanya memadukan topik-topik yang hampir sama dalam satu mata pelajaran saja. Untuk lebih jelasnya marilah kita cermati contoh di bawah ini:

Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran keterhubungan sebagai berikut :

(1) Guru menentukan tema-tema yang dipilih dari silabus, (2)Guru mencari tema yang hampir sama/relevan dengan tema-tema yang lain, (3) Tema-tema tersebut diorganisasikan pada tema induk seperti pada gambar di atas yang cakupannya lebih luas, (4) Guru menjelaskan materi yang terdiri dari beberapa tema di atas, (5) Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang diajarkan, (6) Dengan bimbingan guru siswa membentuk kelompok kecil, (7) Dengan bimbingan guru pula siswa diminta untuk mengerjakan pertanyaan yang telah disiapkan dan mengerjakan tugas kelompok dari guru, (7) Guru memberikan kesimpulan, penegasan, evaluasi secara tertulis dan sebagai tindak lanjut guru menugaskan pada siswa untuk menyusun portofolio dan dikumpulkan minggu depan

2. Pembelajaran Terpadu Model Webbed

Dalam model pembelajaran ini guru memilih tema yang sama atau hampir sama dari beberapa standar kompetensi dengan lintas mata pelajaran atau pada bidang studi yang berbeda. Misal PKn dengan IPS, IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Lebih jelasnya silakan memperhatikan contoh Webbed di bawah ini.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring laba-laba sebagai berikut.: (1) Guru menyiapkan tema utama seperti nilai juang dalam perumusan Pancasila, dan tema lain yang telah dipilih dari beberapa standar kompetensi lintas mata pelajaran/bidang Studi, (2) Guru menyiapkan tema-tema yang telah terpilih, misalnya tema matematika, kesenian, bahasa dan IPS yang sesuai dengan tema nilai juang dalam perumusan Pancasila supaya tidak over lapping, (3) Guru menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas, (4) Guru memilih konsep atau informasi yang bisa mendorong belajar siswa dengan pertimbangan lain yang memang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu.

3. Model Pembelajaran Terpadu Integrated.

Model integrated yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa tema yang serumpun pada mata pelajaran. Tema yang akan dipilih adalah Mengenal Pentingnya Alam Seperti Dunia Tumbuhan Dan Hewan. Tema tersebut dipadukan seperti dalam bagan di bawah ini

Langkah-langkah pembelajaran terpadu model integrated sebagai berikut:

(1) guru menentukan salah satu tema dari mata-pelajaran PKn yang akan dipadukan dengan tema-tema pada mata pelajaran lain, (2) guru mencari tema-tema dari mata-pelajaran lain yang memiliki makna yang sama, (3) guru memadukan tema-tema dari beberapa mata pelajaran yang dikemas menjadi satu tema besar, (4) guru menyusun RPP yang terdiri dari gabungan konsep-konsep beberapa mata-pelajaran, (5) guru menentukan alokasi waktu karena untuk pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu lebih dari satu kali pertemuan.

PETA KONSEP

24 Oktober 2010
Peta Konsep untuk Mempermudah Konsep Sulit dalam Pembelajaran 

Peta konsep merupakan salah satu bagian dari strategi organisasi. Strategi organisasi bertujuan membantu pebelajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan organisasi bertujuan membantu pebelajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur pengorganisasian baru pada bahan-bahan tersebut. Strategi-strategi organisasi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide-ide atau istilah-istilah atau membagi ide-ide atau istilah-istilah itu menjadi subset yang lebih kecil. Strategi- strategi ini juga terdiri dari pengidentifikasian ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar.

Salah satu pernyataan dalam teori Ausubel adalah ‘bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang telah diketahui siswa (pengetahuan awal). Jadi supaya belajar jadi bermakna, maka konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa. Ausubel belum menyediakan suatu alat atau cara yang sesuai yang digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh para siswa (Dahar, 1988: 149). Berkenaan dengan itu Novak dan Gowin (1985) dalam Dahar (1988: 149) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa, supaya belajar bermakna berlangsung dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep.

a. Pengertian Konsep
Konsep dapat didefenisikan dengan bermacam-macam rumusan. Salah satunya adalah defenisi yang dikemukakan Carrol dalam Kardi (1997: 2) bahwa konsep merupakan suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok obyek atau kejadian. Abstraksi berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada situasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang lain.

Tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti yang kaya dari konsep atau berbagai macam konsep-konsep yang diperoleh para siswa. Oleh karena itu konsep-konsep itu merupakan penyajian internal dari sekelompok stimulus, konsep-konsep itu tidak dapat diamati, dan harus disimpulkan dari perilaku.
Dahar menyatakan bahwa konsep merupakan dasar untuk berpikir, untuk belajar aturan-aturan dan akhirnya untuk memecahkan masalah. Dengan demikian konsep itu sangat penting bagi manusia dalam berpikir dan belajar.

Pemetaan konsep merupakan suatu alternatif selain outlining, dan dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining dalam mempelajari hal-hal yang lebih kompleks. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi merupakan dua atau lebih konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik (Novak dalam Dahar 1988: 150).

George Posner dan Alan Rudnitsky dalam Nur (2001b: 36) menyatakan bahwa peta konsep mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat. Peta konsep bukan hanya meggambarkan konsep-konsep yang penting melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep itu dapat digunakan dua prinsip, yaitu diferensiasi progresif dan penyesuaian integratif. Menurut Ausubel dalam Sutowijoyo (2002: 26) diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulit dipahami. Sedang penyesuaian integratif adalah suatu prinsip pengintegrasian informasi baru dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu belajar bermakna lebih mudah berlangsung, jika konsep-konsep baru dikaitkan dengan konsep yang inklusif.

Untuk membuat suatu peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki, kadang peta konsep itu memfokus pada hubungan sebab akibat. Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar (1988: 153) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:
1) Peta konsep (pemetaan konsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika dan lain-lain. Dengan membuat sendiri peta konsep siswa “melihat” bidang studi itu lebih jelas, dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
2)Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan proposisional antara konsep-konsep. Hal inilah yang membedakan belajar bermakna dari belajar dengan cara mencatat pelajaran tanpa memperlihatkan hubungan antara konsep-konsep.
3)Ciri yang ketiga adalah mengenai cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep. Tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti bahwa ada beberapa konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep lain.
4) Ciri keempat adalah hirarki. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep tersebut.
Peta konsep dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat ditempuh dalam menghubungkan pengertian konsep di dalam permasalahanya. Peta konsep yang dibuat murid dapat membantu guru untuk mengetahui miskonsepsi yang dimiliki siswa dan untuk memperkuat pemahaman konseptual guru sendiri dan disiplin ilmunya. Selain itu peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru (Arends, 1997: 251).

b. Cara Menyusun Peta Konsep
Menurut Dahar (1988:154) peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa siswa telah belajar bermakna. Langkah-langkah berikut ini dapat diikuti untuk menciptakan suatu peta konsep.
Langkah 1: mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
Langkah 2: mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama
Langkah 3: menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut
Langkah 4: mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan langkah-langkah menyusun peta konsep sebagai berikut:
1)Memilih suatu bahan bacaan
2)Menentukan konsep-konsep yang relevan
3)Mengelompokkan (mengurutkan ) konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif
4)Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut.
Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan kata hubung. Misalnya “merupakan”, “dengan”, “diperoleh”, dan lain-lain.

c. Peta Konsep sebagai Alat Ukur Alternatif
Tes seperti pilihan ganda yang selama ini dipandang sebagai alat ukur (uji) keberhasilan siswa dalam menempuh jenjang pendidikan tertentu, bukanlah satu-satunya alat ukur untuk menentukan keberhasilan siswa. Tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap pengetahuan sangat beragam, maka diperlukan alat ukur yang beragam. Peta konsep adalah salah satu bentuk penilaian kinerja yang dapat mengukur siswa dari sisi yang berbeda. Penilaian kinerja adalah bentuk penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan dan keterampilan siswa berdasarkan pada pengamatan tingkah lakunya selama melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa selama kegiatan. Menurut Tukman dalam Sutowijoyo (2002: 31) penilaian kinerja adalah penilaian yang meliputi hasil dan proses, yang biasanya menggunakan material atau suatu peralatan (equipment). Penilaian kinerja dapat digunakan terutama untuk mengukur tujuan pembelajaran yang tidak dapat diukur dengan baik bila menggunakan tes obyektif. Penilaian kinerja mengharuskan siswa secara aktif mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui. Yang paling penting, penilaian kinerja dapat memberi motivasi untuk meningkatkan pengajaran, pemahaman terhadap apa yang mereka perlu ketahui dan yang dapat mereka kerjakan. Berdasarkan teori belajar kognitif Ausubel, Novak dan Gowin (1984) dalam Dahar (1988: 143) menawarkan skema penilaian yang terdiri atas: Struktur hirarki, perbedaan progresif, dan rekonsiliasi integratif.

Struktur hirarkis, yaitu struktur kognitif yang diatur secara hirarki dengan konsep-konsep dan proposisi-proposisi yang lebih inklusif, lebih umum, superordinat terhadap konsep-konsep dan proposisi-proposisi yang kurang inklusif dan lebih khusus. Perbedaan progresif menyatakan bahwa belajar bermakna merupakan proses yang kontinyu, dimana konsep-konsep baru memperoleh lebih banyak arti dengan bentuk lebih banyak kaitan-kaitan proporsional. Jadi konsep-konsep tidak pernah tuntas dipelajari, tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi, dan dibuat lebih inklusif. Rekonsiliasi integratif menyatakan bahwa belajar bermakna akan meningkat bila siswa menyadari akan perlunya kaitan-kaitan baru antara kumpulan-kumpulan konsep atau proposisi. Dalam peta konsep, rekonsiliasi integratif ini diperlihatkan dengan kaitan-kaitan silang antara kumpulan-kumpulan konsep (Dahar,1988: 162)

Selanjutnya Novak dan Gowin memberikan suatu aturan untuk mengikuti penilaian numerik jika skoring dipandang perlu. Pertama, skoring didasarkan atas preposisi yang valid. Kedua, untuk menghitung level hirarkis yang valid dan untuk menskor tiap level sebanyak hubungan yang dibuat. Ketiga, crosslink yang menunjukan hubungan valid antara dua kumpulan (segmen) yang berbeda adalah lebih penting daripada level hirarkis, karena mungkin saja ini pertanda adanya penyesuaian yang integratif. Keempat, diharapkan siswa dapat memberikan contoh yang spesifik dalam beberapa kasus untuk meyakinkan bahwa siswa mengetahui peristiwa atau obyek yang ditunjukan oleh label konsep.

Jenis-jenis Peta Konsep
Menurut Nur (2000) dalam Erman (2003: 24) peta konsep ada empat macam yaitu: pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).
1) Pohon Jaringan.
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis penghubung memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan
hubungannya pada garis-garis itu (Nur dalam Erman 2003: 25)

Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
– Menunjukan informasi sebab-akibat
– Suatu hirarki
– Prosedur yang bercabang

Istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan.
1) Rantai Kejadian.
Nur dalam Erman (2003:26) mengemukakan bahwa peta konsep rantai kejadian
dapat digunakan untuk memerikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Misalnya dalam melakukan eksperimen.

Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
– Memerikan tahap-tahap suatu proses
– Langkah-langkah dalam suatu prosedur
– Suatu urutan kejadian

2) Peta Konsep Siklus
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu menhubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang. Gambar 2.5 memperlihatkan siklus tentang hubungan antara siang dan malam.

3) Peta Konsep Laba-laba
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapat ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide-ide tersebut berkaitan dengan ide sentral namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Kita dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan mengelompokkan istilah-istilah menurut kaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih berguna dengan menuliskannya di luar konsep utama. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
a) Tidak menurut hirarki, kecuali berada dalam suatu kategori
b) Kategori yang tidak paralel
c) Hasil curah pendapat

Proses mengajarkan strategi belajar digunakan dua pendekatan pengajaran utama, yaitu pengajaran langsung dan pengajaran terbalik (Nur 2000b: 45). Pengajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Dalam melatihkan strategi belajar secara efektif memerlukan pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional tentang strategi-strategi belajar. Pengetahuan deklaratif tentang strategi-strategi tertentu termasuk bagaimana strategi itu didefinisikan, mengapa strategi itu berhasil, dan bagaimana strategi itu serupa atau berbeda dengan strategi-strategi lain. Siswa juga memerlukan pengetahuan prosedural, sehingga mereka dapat menggunakan berbagai macam strategi secara efektif. Di samping itu juga menggunakan pengetahuan kondisional untuk mengetahui kapan dan mengapa menggunakan strategi tertentu.

Salah satu alasan menggunakan pengajaran langsung dalam mengajarkan strategi belajar adalah karena pengajaran langsung diciptakan secara khusus untuk mempermudah siswa dalam mempelajari pengetahuan deklaratif dan prosedural yang telah direncanakan dengan baik serta dapat mempelajarinya selangkah demi selangkah (Arends 1997) dalam Nur (2000b: 46).
Pada Tabel 2.2 sintaks pengajaran langsung yang diadaptasikan untuk mengajarkan strategi belajar, dan dilengkapi dengan teori yang mendukung sebagai landasan pelaksanaan pengajaran strategi belajar.

Tahap-tahap Pengajaran Langsung dalam Melatihkan Strategi Belajar
Tahap 1
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Memotivasi siswa.

Tahap 2
1. Secara klasikal menjelaskan strategi menggarisbawahi dan pemetaan konsep.
2. Memodelkan strategi Mengarisbawahi dan membuat peta konsep.

Tahap 3
Melatihkan siswa menggunakan strategi menggarisbawahi dan pemetaan konsep dibawah bimbingan guru.

Tahap 4
1. Memeriksa pemahaman siswa terhadap strategi menggarisbawahi dan pemetaan konsep
2. Memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap strategi menggarisbawahi dan pemetaan konsep.

Tahap 5
Melatih sisawa untuk menerapkan strategi belajar menggarisbawahi dan membuat peta konsep secara mandiri.

Tahap 6
1. Mengevaluasi tugas latihan menggarisbawahi dan membuat peta konsep.
2. Membimbing siswa untuk merangkum pelajaran

MAGNET

22 Oktober 2010

sejarah

Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.

Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.

Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.

Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.

Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada Satuan Internasional (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah weber. 1 weber/m^2 = 1 tesla, yang mempengaruhi satu meter persegi.

Medan magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya. (Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik; inilah yang menyebabkan medan magnet dari ferromagnet “permanen”). Sebuah medan magnet adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah jarum kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.

Sifat

Hasil kerja Maxwell telah banyak menyatukan listrik statis dengan kemagnetan, yang menghasilkan sekumpulan empat persamaan mengenai kedua medan tersebut. Namun, berdasarkan rumus Maxwell, masih terdapat dua medan yang berbeda yang menjelaskan gejala yang berbeda. Einsteinlah yang berhasil menunjukkannya dengan relativitas khusus, bahwa medan listrik dan medan magnet adalah dua aspek dari hal yang sama (tensor tingkat 2), dan seorang pengamat bisa merasakan gaya magnet di mana seorang pengamat bergerak hanya merasakan gaya elektrostatik. Jadi, dengan menggunakan relativitas khusus, gaya magnet adalah wujud gaya elektrostatik dari muatan listrik yang bergerak, dan bisa diprakirakan dari pengetahuan tentang gaya elektrostatik dan gerakan muatan tersebut (relatif Jenis magnet

Magnet tetap

Magnet tetap tidak memerlukan tenaga atau bantuan dari luar untuk menghasilkan daya magnet (berelektromagnetik).

Jenis magnet tetap selama ini yang diketahui terdapat pada:

Magnet neodymium (juga dikenal sebagai NdFeB, NIB, atau magnet Neo), 

merupakan sejenis magnet langka-bumi, terbuat dari campuran logam neodymium, besi, dan boron yang membentuk struktur kristal Nd2Fe14B tetragonal.

J-kobalt magnet samarium, salah satu dari dua jenis magnet bumi yang langka , merupakan magnet permanen yang kuat yang terbuat dari paduan samarium dan kobalt . Telah dikembangkan pada awal tahun 1970. Memiliki temperatur yang lebih tinggi dari magnet Neodimium. Harga magnet Samarium-Kobalt sangat mahal, rapuh, dan rawan terhadap retak.

Bahaya

* Magnet Samarium-kobalt dapat dengan mudah chip; pelindung mata harus dipakai bila menangani mereka.

   * Menjauhkan mereka dari anak-anak.
   * Membiarkan magnet untuk snap bersama-sama dapat menyebabkan magnet untuk menghancurkan, yang dapat menimbulkan potensi bahaya.
   * Samarium-kobalt diproduksi oleh suatu proses yang disebut sintering , dan seperti semua bahan disinter, retak melekat sangat mungkin. Desain insinyur tidak harus mengharapkan magnet untuk menyediakan integritas mekanis, melainkan magnet harus dimanfaatkan untuk fungsi-fungsi magnet dan sistem mekanis lainnya harus dirancang untuk memberikan keandalan sistem mekanik. 

terbaru bernama Samarium Cobalt seri tanpa suara pickup (SCN) di Fender’s Deluxe Amerika Seri gitar dan Bas.

   * High-end motor listrik yang digunakan dalam kelas lebih kompetitif dalam balap Slotcar .
   * Mesin turbo.
   * Traveling-gelombang tabung .
   * Aplikasi yang akan memerlukan sistem berfungsi di cryogenic temperatur atau panas temperatur sangat (di atas 180 ° C).
   * Aplikasi di mana kinerja diperlukan agar sesuai dengan perubahan suhu. Kepadatan fluks magnet kobalt samarium akan berbeda-beda di bawah 5% per 100 ° C perubahan suhu (dalam kisaran 25-250 ° C). 

Magnet tidak tetap

Magnet tidak tetap (remanen) tergantung pada medan listrik untuk menghasilkan medan magnet. Contoh magnet tidak tetap adalah elektromagnet.

Magnet buatan

Magnet buatan meliputi hampir seluruh magnet yang ada sekarang ini.

Bentuk magnet buatan antara lain:

  • Magnet U
  • Magnet ladam
  • Magnet batang
  • Magnet lingkaran
  • Magnet jarum (kompas)

Cara membuat magnet

Cara membuat magnet antara lain:

  • Digosok dengan magnet lain secara searah.
  • Induksi magnet.
  • Magnet diletakkan pada solenoida(kumparan kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan yang sangat rapat) dan dialiri arus listrik searah (DC).

Bahan yang biasa dijadikan magnet adalah: besi dan baja. Besi lebih mudah untuk dijadikan magnet daripada baja. Tapi sifat kemagnetan besi lebih mudah hilang daripada baja. Oleh sebab itu, besi lebih sering digunakan untuk membuat elektromagnet.

Menghilangkan sifat kemagnetan

Cara menghilangkan sifat kemagnetan antara lain:

  • Dibakar.
  • Dibanting-banting.
  • Dipukul-pukul.
  • Magnet diletakkan pada solenoida(kumparan kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan yang sangat rapat) dan dialiri arus listrik bolak-balik (AC).

Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet. Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada International System of Units (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah weber. 1 weber/m^2 = 1 tesla, yang mempengaruhi satu meter persegi.

Bahan yang biasa dijadikan magnet adalah: besi dan baja. Besi lebih mudah untuk dijadikan magnet daripada baja. Tapi sifat kemagnetan besi lebih mudah hilang daripada baja. Oleh sebab itu, besi lebih sering digunakan untuk membuat elektromagnet.

 

 

 

 

 

DI TEMUKAN BINTANG 20 KALI BESAR DARI MATAHARI

15 Juli 2010

Suatu teleskop luar angkasa berhasil memotret sekumpulan bintang yang berada di galaksi lain. Salah satunya adalah sebuah bintang muda yang diyakini berukuran 20 kali lebih besar dari matahari.

Demikian ungkap ilmuwan yang bekerja sama dengan peneliti dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Peneliti NASA, Stefan Kraus dan astronom dari Universitas Michigan, Ann Arbor, mengungkapkan bahwa penemuan itu dalam rangka meneliti bagaimana bintang-bintang besar lahir di jagat lain.

Seperti dikutip di laman resmi NASA, Rabu 14 Juli 2010, Kraus mengungkapkan bahwa Teleskop Luar Angkasa milik NASA, Spitzer, berhasil merekam gambar suatu bintang yang dinamakan IRAS 13481-6124. Gambar dari Teleskop Spitzer itu juga didukung oleh pantauan dari stasiun teleskop di Chile.

Bintang itu berlokasi di konstelasi Centaurus, yang berjarak 10.000 tahun cahaya. Massa IRAS 20 kali lebih besar dari matahari. “Ini merupakan kali pertama benda seperti itu bisa terpantau,” kata Kraus.

Melalui pencitraan Spitzer, para peneliti juga menyaksikan bahwa bintang itu dikelilingi oleh kumpulan gas dan debu sehingga menyerupai cakram. Fenomena seperti juga terjadi pada bintang-bintang yang lain. “Cakram itu sangat mirip dengan apa yang telah kami lihat pada bintang-bintang muda, yang bentuknya lebih kecil, namun tetap saja besar,” kata Kraus.

Menurut dia, gambar dari Spitzer kali ini menghasilkan citra yang lebih jelas dari yang pernah diperlihatkan sehingga membantu para ilmuwan untuk memahami lebih baik akan lahirnya bintang di jagat lain.